July 23, 2024

Beranda Islam

Terpercaya – Tajam – Mencerdaskan Umat

Pengamat : Amerika Berusaha Memperkuat Otoritasnya Di Afrika Melalui Sector Ekonomi, Politik Dan Militer

Pengamat politik, Prof. As’ad Mansour dalam keterangan tertulisnya menyatakan, hasil dari KTT Amerika – Afrika ini telah menunjukkan bahwa Amerika berusaha memperkuat otoritasnya di Afrika melalui sektor ekonomi, politik dan militer.

“Hasil dari KTT Amerika – Afrika ini telah menunjukkan bahwa Amerika berusaha memperkuat otoritasnya di Afrika melalui sektor ekonomi (seperti yang ditunjukkan dalam hasil KTT).” Tulisnya.

Ia juga menjelaskan adapun dalam sektor politik, mereka menguasai sistem, baik melalui kudeta ataupun pemilu. Sedangkan dalam sektor militer, mereka mendirikan AFRICOM (United States Africa Command), pangkalan militer, dan “mendidik” para perwira agar menjual hati nurani mereka untuk melakukan kudeta ataupun revolusi.

Peringatan menteri pertahanan Amerika terhadap pengaruh Rusia-Cina hanyalah dalih untuk memperkuat konfliknya dengan negeri-negeri Eropa—sang penjajah—, khususnya Inggris dan Prancis. Dengan begitu, Amerika dapat mengusir dan mengganti Rusia-Cina, karena mereka tidak memiliki pengaruh apa pun secara politik di Afrika, kecuali aktivitas ekonomi Cina dan pangkalan militer yang didirikan oleh Cina di Djibouti; serta aktivitas keamanan Rusia dengan kekuatan Wagner. Hal ini termasuk dalam kepentingan Amerika yang mengarahkan para anteknya, seperti Haftar di Libia dan militer di Mali yang menggantikan antek-antek Prancis.

Negara-negara Eropa memahami bahwa KTT beserta segala tindakan Amerika lainnya telah menargetkan mereka. Saluran resmi Prancis, France 24, mencoba mengungkap hal itu dengan berkata, “KTT tersebut bertujuan untuk memulihkan pengaruh Amerika di benua cokelat (Afrika). KTT merupakan upaya Amerika untuk menarik hati mitra Afrika yang terkadang labil.”

Sebagaimana yang dikutip oleh BBC, “Terdapat pesan tersirat bahwa Amerika berusaha mengejar ketertinggalan dari negara lain—termasuk di dalamnya Rusia dan Cina—. Akan tetapi tujuan asli Amerika adalah menginginkan hubungan strategis dengan Afrika yang memiliki peran utama dalam geopolitik.”

Konflik internasional di Afrika adalah konflik kolonial untuk menjarah kekayaan mineral, minyak, dan gas di Afrika yang sangat melimpah. Para koloni membiarkan penduduk Afrika dalam kelaparan dan sakit; dan membiarkan rakyat Afrika dalam keadaan yang kacau. Dengan keadaan yang seperti itu, penduduk Afrika tidak mengetahui cara untuk mencapai kebebasan dan kebangkitan.

Pendudukan terhadap wilayah-wilayah strategis di Afrika—seperti Tanduk Afrika dan Pantai Laut Mediteraniayang berhadapan dengan Eropa, juga pada daerah-daerah tertentu—akan membantu para penjajahdalam peperangan merekauntuk mencegah revolusi umat dan pendirian Daulah Khilafah, seperti Etiopia yang digunakan penjajah untuk melawan Mesir dan Sudan.

Pengamat tersebut juga menjelaskan bahwa Amerika telah menggunakan Etiopia dan Uganda untuk melawan pemerintahan Islam di Somalia; juga untuk mencegah kebangkitan dan penerapan Islam.

“Perlu diingat bahwasanya lebih dari setengah jumlah penduduk Afrika adalah muslim, beberapa negara di dalamnya ada yang mampu untuk menjadi titik sentral dan berpeluang untuk menjadi Daulah Khilafah, seperti negara-negara Lembah Sungai Nil dan negara-negara Afrika Utara” tulis Prof As’ad.

Adapun negara-negara lainnya yang berada di sebelah barat, tengah, ataupun timur Afrika, mereka bisa bergabung dengan negara-negara tadi (negara-negara Lembah Sungai Nil dan negara-negara Afrika Utara). Amerika sangat mempertimbangkan semua hal itu, maka semuanya telah masuk ke dalam tujuan KTT dan rancangan politik yang akan dilemparkan Amerika kepada Afrika[] (wi)

Beranda Islam –Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Amerika-Afrika yang dihadiri oleh 49 pemimpin Afrika telah diselenggarakan di Washington pada tanggal 13-15 Desember 2022. Agenda KTT mencakup aspek kerja sama antara Amerika dan negara-negara Afrika yang berpartisipasi dalam KTT tersebut.

Pengamat politik, Prof. As’ad Mansour dalam keterangan tertulisnya menyatakan, hasil dari KTT Amerika – Afrika ini telah menunjukkan bahwa Amerika berusaha memperkuat otoritasnya di Afrika melalui sektor ekonomi, politik dan militer.

“Hasil dari KTT Amerika – Afrika ini telah menunjukkan bahwa Amerika berusaha memperkuat otoritasnya di Afrika melalui sektor ekonomi (seperti yang ditunjukkan dalam hasil KTT).” Tulisnya.

Ia juga menjelaskan adapun dalam sektor politik, mereka menguasai sistem, baik melalui kudeta ataupun pemilu. Sedangkan dalam sektor militer, mereka mendirikan AFRICOM (United States Africa Command), pangkalan militer, dan “mendidik” para perwira agar menjual hati nurani mereka untuk melakukan kudeta ataupun revolusi.

Peringatan menteri pertahanan Amerika terhadap pengaruh Rusia-Cina hanyalah dalih untuk memperkuat konfliknya dengan negeri-negeri Eropa—sang penjajah—, khususnya Inggris dan Prancis. Dengan begitu, Amerika dapat mengusir dan mengganti Rusia-Cina, karena mereka tidak memiliki pengaruh apa pun secara politik di Afrika, kecuali aktivitas ekonomi Cina dan pangkalan militer yang didirikan oleh Cina di Djibouti; serta aktivitas keamanan Rusia dengan kekuatan Wagner. Hal ini termasuk dalam kepentingan Amerika yang mengarahkan para anteknya, seperti Haftar di Libia dan militer di Mali yang menggantikan antek-antek Prancis.

Negara-negara Eropa memahami bahwa KTT beserta segala tindakan Amerika lainnya telah menargetkan mereka. Saluran resmi Prancis, France 24, mencoba mengungkap hal itu dengan berkata, “KTT tersebut bertujuan untuk memulihkan pengaruh Amerika di benua cokelat (Afrika). KTT merupakan upaya Amerika untuk menarik hati mitra Afrika yang terkadang labil.”

Sebagaimana yang dikutip oleh BBC, “Terdapat pesan tersirat bahwa Amerika berusaha mengejar ketertinggalan dari negara lain—termasuk di dalamnya Rusia dan Cina—. Akan tetapi tujuan asli Amerika adalah menginginkan hubungan strategis dengan Afrika yang memiliki peran utama dalam geopolitik.”

Konflik internasional di Afrika adalah konflik kolonial untuk menjarah kekayaan mineral, minyak, dan gas di Afrika yang sangat melimpah. Para koloni membiarkan penduduk Afrika dalam kelaparan dan sakit; dan membiarkan rakyat Afrika dalam keadaan yang kacau. Dengan keadaan yang seperti itu, penduduk Afrika tidak mengetahui cara untuk mencapai kebebasan dan kebangkitan.

Pendudukan terhadap wilayah-wilayah strategis di Afrika—seperti Tanduk Afrika dan Pantai Laut Mediteraniayang berhadapan dengan Eropa, juga pada daerah-daerah tertentu—akan membantu para penjajahdalam peperangan merekauntuk mencegah revolusi umat dan pendirian Daulah Khilafah, seperti Etiopia yang digunakan penjajah untuk melawan Mesir dan Sudan.

Pengamat tersebut juga menjelaskan bahwa Amerika telah menggunakan Etiopia dan Uganda untuk melawan pemerintahan Islam di Somalia; juga untuk mencegah kebangkitan dan penerapan Islam.

“Perlu diingat bahwasanya lebih dari setengah jumlah penduduk Afrika adalah muslim, beberapa negara di dalamnya ada yang mampu untuk menjadi titik sentral dan berpeluang untuk menjadi Daulah Khilafah, seperti negara-negara Lembah Sungai Nil dan negara-negara Afrika Utara” tulis Prof As’ad.

Adapun negara-negara lainnya yang berada di sebelah barat, tengah, ataupun timur Afrika, mereka bisa bergabung dengan negara-negara tadi (negara-negara Lembah Sungai Nil dan negara-negara Afrika Utara). Amerika sangat mempertimbangkan semua hal itu, maka semuanya telah masuk ke dalam tujuan KTT dan rancangan politik yang akan dilemparkan Amerika kepada Afrika[] (wi)