BerandaIslam.com – Telah beredar pakta integritas UI terhadap mahasiswa baru tahun 2020 yang dianggap menuai permasalahan karena mengekang aktivitas mahasiswa di satu sisi dan mendukung free sex dengan sex consent (seks atas persetujuan) di sisi lain. Walaupun pihak UI sendiri sudah mejelaskan bahwa pakta integritas tersebut bukan surat resmi darinya.
Berdasarkan video unggahan dari akun Youtube Narasi Newsroom (15/9), dengan judul “Pakta Integritas Anak Baru di UI: Kebebasan Politik Mahasiswa Dipertanyakan” bahwa pakta integritas tersebut melarang mahasiswa UI untuk tidak melakukan politik praktis. Hal senada juga unggahan video dari akun tvOne News (11/9) yang menyatakan bahwa mahasiswa baru UI wajib tandatangani pakta Integritas tak berpolitik praktis.
Selain itu, Sebagaimana dikutip melalui Republika, Senin (14/9), Ulama KH Didin Hafiduddin berharap agar Universitas Indonesia (UI) tidak memberi materi sex consent pada mahasiswa baru. Beliau merasa kecewa jika UI benar-benar mengajarkan sex consent karena menganggap UI justru merusak moral mahasiswanya.
“Kalau betul itu terjadi maka dunia pendidikan kita yang seharusnya mendidik anak-anak bangsa yang beriman, bertakwa, cerdas dan bertanggungjawab, ini malah menghancurkannya,” kata kiai Didin pada Republika.co.id, Senin (14/9) yang dikutip Beranda Islam.
Kiai Didin mengingatkan agar institusi pendidikan mana pun, termasuk UI tak mengajarkan sex consent yang cenderung pada seks bebas. Tindakan semacam itu bertentangan dengan tujuan pendidikan untuk melahirkan generasi beriman, bermoral, dan cerdas.
“Moral dan akhlak dihancurkan. Lalu apa yang kita harapkan dari generasi yang moral nya hancur? Apa yang kita harapkan dari perguruan Tunggi yang merusak tatanan kehidupan masyarakat? Saya berharap hal ini tidak terjadi,” ujar Wakil Ketua Dewan Pertimbangan (Wantim) Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu. []
(WI)
Sumber : https://republika.co.id/berita/qgn805366/kiai-didin-harapkan-ui-tak-ajarkan-sex-consent
KONTEN TERKAIT
Simpang Siur Data Dalam Kebijakan Pengelolaan Pangan
Amerika Menggapai Lebanon Dalam Dua Hal
Direktur Siyasah Institute: Negara Seperti Gelar Karpet Merah untuk Zina