Oleh : Nur Afifah (Pontianak-Kalbar)
Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Loong mengadakan pertemuan bilateral di Istana Kepresidenan Singapura pada Kamis, 16 Maret 2023. Dalam pertemuan tersebut, kedua pemimpin membahas sejumlah kerja sama dalam berbagai bidang. Terdapat 20 letter of intent —minat swasta—Singapura untuk berinvestasi di IKN Nusantara, 9 MoU B-to-B di bidang energi, healthcare dan digital, 7 MoU G-to-G antara lain di bidang energi, kesehatan, dan digital (Suarakalbar.com 17/03/2023).
Terkait pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), Presiden menyambut baik kesepakatan kedua negara untuk meningkatkan investasi di bidang energi baru terbarukan (EBT), dalam bidang digital, serta pengembangan sumber daya manusia (SDM) dalam bidang teknologi informasi, perdagangan (produk peternakan Indonesia) serta dalam hal penguatan pelayanan kesehatan di Tanah Air.
Gamblangnya Presiden dari pernyataan ini menandakan terbuka lebarnya pintu Indonesia terhadap para investor. Memperjelas fakta bahwa dipaksakannya pembuatan IKN memang untuk memenuhi kepentingan bisnis segelintir pihak. Akhirnya muncul istilah, pribumi yang asing di negeri sendiri. Karena hampir semua bidang diserahkan pada asing.
Tak menutup kemungkinan terkait stok pangan dan ternak pun akan diprioritaskan diekspor ke Singapura atau negara lain yang terikat kerjasama. Padahal pasokan dalam negeri mengalami kelangkaan, akhirnya harga naik tak dapat dihindarkan. Kerjasama ini memang nampak bagus untuk eksistensi indonesia di kancah politik dunia, tapi keuntungan yang di dapat tidak sampai ke rakyat. Negeri ini perlu segera diselamatkan. Sebelum semua tergerus habis oleh para investor.
Mari menoleh pada aturan Islam yang gemilang. Daulah Islam wajib mengusahakan agar semua SDA dikelola secara mandiri untuk menghindari intervensi pihak luar dalam pengaturan negaranya. SDM yang ada akan diedukasi dan ditempat sesuai bidang keahlian yang dibutuhkan. Pada akhirnya hasil yang ada akan kembali pada umat sepenuhnya.[]
KONTEN TERKAIT
Kasus Pulau Rempang, Cermin Omong Kosong HAM
Negara Kapitalis Berorientasi Bisnis, Bagaimana Nasib Rakyat?
Dilema, Pupuk Subsidi Langka