Proyek Ambisius, Untuk Siapa?

Oleh : Nurkhalifah (Ketapang, kalbar)

Kereta cepat Jakarta-Bandung sedang menjadi perhatian di masyarakat. Pasalnya sepi penumpang, bukan malah menguntungkan tapi menimbulkan kerugian.

Kritik tajam turut disampaikan Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Benny K. Harman. Dia bertanya-tanya tentang efektivitas penggelontoran dana sebesar Rp 9,1 triliun tersebut. “Kalau tidak ada penumpang, untuk apa dibangun? Bukan kah proyek itu dibuat untuk mengatasi masalah rakyat?” tanyanya lewat akun Twitter pribadi, Minggu (23/10).

LRT dan Kereta api cepat menambah deretan proyek yang tidak membawa manfaat optimal dan maksimal untuk rakyat. Sangat mengherankan ketika pemerintah lebih fokus kepada proyek yang tidak ada manfaatnya, tanpa berpikir panjang, bahkan bisa menimbulkan kerugian yang amat besar.

Sedangkan di sisi lain banyak insfratruktur dibutuhkan seperti jalan rusak yang perlu diperbaiki, banjir semakin berlarut yang perlu adanya bendungan. Sehingga memerlukan solusi yang tepat dari pemerintah karena banyak sekali masalah yang terjadi.

Dana besar namun tak membuat rakyat makin mudah dan nyaman hidupnya. Proyek ambisius sekedar pencitraan semakin menambah beban negara. Terlebih ketika menjelang pemilu, masing-masing calon mencari muka kepada rakyat agar dapat suara, sungguh miris.

Dalam pandangan Islam pelaksanaan proyek dilakukan berdasarkan kebutuhan rakyat dan kebermanfaatan untuk umat, bukan demi investor apalagi demi ambisi kekuasaan. Islam sangat detail dalam mengurusi pembangunan proyek.

Khalifah sebagai kepala negara yang sudah di baiat wajib memiliki sifat adil dan taat kepada aturan syariat. Tidak boleh ada indikasi untuk berprilaku curang apalagi ambisi mendapatkan dunia. Dan Khalifah menerapkan Islam, karena sistem inilah sistem yang shohih yang datang dari Allah subhanahu wa ta’ala.[]

Wallahu alam bissawab