March 23, 2024

Beranda Islam

Terpercaya – Tajam – Mencerdaskan Umat

Kapitalisme Dibalik Program KKN Kebangsaan

Oleh : Mia Purnama (Pontianak-Kalbar)

Ketua Kompolnas Benny Mamoto menyebutkan insiden peluru nyasar dari senjata api milik anggota Polantas Polresta Pontianak, Kalimantan Barat, yang menewaskan seorang warga hendaknya menjadi bahan evaluasi seluruh jajaran Polri. Kompolnas sendiri pada November 2021 pernah membuat penelitian tentang kasus penyalahgunaan senjata api oleh anggota Polri di 34 polda. Penelitian tersebut dilatarbelakangi karena banyaknya kasus pelanggaran penyalahgunaan senjata api, yang memerlukan penanganan segera karena berdampak serius. (Beritasatu.com 04/11/2022).

Dari hasil penelitian dari tahun 2010 sampai 2021 terdapat 781 kasus penyalahgunaan senjata api oleh anggota Polri. Kesalahan paling banyak adalah senjata api hilang, yaitu sebanyak 18,49 persen.

Beberapa pelanggaran serius penyalahgunaan senjata api oleh anggota Polri yang ditemukan oleh Tim Kompolnas di antaranya menyangkut cara menyimpan, membawa dan menggunakan senjata api yang tidak sesuai ketentuan. Insiden kelalaian dalam penggunaan senjata api oleh anggota Polri bukan yang pertama terjadi, pada Juni 2022, putra Buya Arrazy Hasyim meninggal dunia akibat tertembak senjata api milik pengawalnya yang dimainkan oleh kakak korban.

Kelalaian dalam penggunaan senjata api pun kembali terjadi di Kalimantan Barat, Rabu (2/11), anggota Polantas Polresta Pontianak tengah bertugas di Pos Garuda, dua orang satu namanya FM dan T berada di pos itu setelah menjalankan tugasnya dalam mengatur lalu lintas. Saat istirahat setelah menjalankan tugasnya mengatur lalu lintas, lalu pelaku FM membersihkan senjata laras pendeknya karena sebelumnya basah karena air hujan. Kemudian, saat dibersihkan keluarlah ledakan dan peluru dari senjata itu mengenai dinding dari triplek dan peluru itu memantul hingga ke luar ruangan pos itu hingga mengenai korban (atau tidak ada unsur kesengajaan).

Terkait insiden itu, Kompolnas menyampaikan rasa dukacita yang mendalam atas meninggalnya korban. Menurut Benny, kelalaian tersebut sangat fatal, karena anggota Polantas itu tidak melakukan prosedur yang benar dalam mengosongkan pistol.

Guna mencegah insiden terulang, menurut Benny solusinya adalah harus melakukan latihan terus menerus dan diingatkan tentang tata cara menyimpan yang aman, cara membawa yang aman, dan cara merawat senjata api dengan baik serta cara menggunakan sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku. Kompolnas pada akhir 2021 telah membuat video edukasi panduan penyimpanan senjata api bagi anggota Polri.

Video tersebut ditampilkan di hadapan Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo beserta jajaran serta tamu undangan acara catatan akhir tahun Polri 2021. Dalam video tersebut berisi panduan tentang bagaimana menyimpan senjata api, sistem penyimpanan dan pengambilan senjata api, latihan senjata api dengan peluru kering dan latihan konsentrasi.

Publik sempat dibuat khawatir dengan kejadian peluru nyasar. Pasalnya kejadian sudah terjadi berulang kali dan justru berkaitan dengan institusi yang seharusnya memberikan keamanan bagi rakyatnya. Masalah perlindungan dan keamanan rakyat memang semestinya menjadi tanggung jawab penuh oleh negara.

Negara menjamin hal tersebut, tidak sekedar formalitas melainkan juga harus nyata. Sehingga kejadian peluru nyasar seharusnya jauh-jauh hari sudah diantisipasi dan diselesaikan. Bukan malah justru saling lempar tanggung jawab. Solusi atas hilangnya nyawa rakyat seharusnya segera dihadirkan. Semua itu dilakukan demi terlindunginya nyawa rakyat dan memberikan keamanan kepada rakyatnya.

Namun di sistem demokrasi kapitalisme hari ini, rakyat seolah tak berarti. Mereka hanya dilihat dalam 5 tahun sekali. Rakyat hanya dianggap jumlah angka-angka suara. Dan dianggap jumlah angka-angka rupiah. Bukan menganggap nyawa rakyat sebagai sesuatu yang berharga. Akibatnya perlindungan dan keamanan yang diberikan juga minim bahkan menimbulkan kematian akibat ketidaksengajaan yang terus berulang.

Berbeda dengan sistem Islam yang sangat menghargai nyawa individu rakyatnya. Dalam sistem Islam, kematian seorang manusia dihitung sangat besar. Pemimpin harus komitmen menjaganya. Bukan sekedar formalitas tetapi dengan serius karena menyadari kalau tugas tersebut akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak. Akhirnya pemimpin Islam dengan bersegara membenahi segala sesuatu agar ketidaksengajaan seperti peluru nyasar tidak terjadi berulang. Agar terjaminnya keamanan dan kenyamanan bagi rakyatnya.[]