July 21, 2024

Beranda Islam

Terpercaya – Tajam – Mencerdaskan Umat

Jokowi Pamer Pembangunan Infrastruktur Selama 9 Tahun di RI, BUMN Karya Terlilit Hutang Ratusan Triliun, Salah Asuh Di Negeri Muslim Kaya Sumber Daya

Oleh : Muhammad Abduh Hirawan, ST. ( Civil Engineer )

JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan pembangunan infrastruktur yang telah dilakukan secara besar-besaran sejak tahun 2014 akan membuat daya saing Indonesia meningkat.

Presiden Jokowi mengatakan dalam IMD Global Competitiveness Index bidang infrastruktur, peringkat Indonesia meningkat dari 54 pada tahun 2014 menjadi peringkat 51 pada saat ini atau 2023.

Artinya selama 9 tahun pembangunan infrastruktur yang masif dilakukan, indeks pembangunan infrastruktur Indonesia naik 3 peringkat di posisi 51.

“Artinya meningkat meskipun juga belum melompat. Kita kerja keras dalam bidang infrastruktur, betul-betul kerja keras. Perubahannya kelihatan, tetapi sekali lagi, peningkatan Global Competitiveness Index kita masih di angka 51, ya naik dari 54 ke 51,” ujar Presiden Jokowi dalam acara Silaturahmi dengan Para Penggiat Infrastruktur di Jakarta, Senin (4/12/2023).

Kenaikan tersebut, ungkap Presiden, karena Indonesia membangun sejumlah infrastruktur antara lain 42 bendungan yang telah selesai, irigasi untuk 1,2 juta hektare lahan, jalan tol sepanjang 2.143 kilometer, jalan nasional sepanjang 5.700 kilometer, rumah sejumlah 8,2 juta melalui Program Sejuta Rumah, hingga pos lintas batas negara (PLBN) di sejumlah daerah.

“Tetapi kalau kita bandingkan dengan jalan tol yang ada di Tiongkok, kita ini total berarti hampir 3 ribu kurang dikit, 3 ribu kilometer. Jalan tol di RRT berapa Pak Menteri, ada yang tahu? 190 ribu kilometer,” kata Presiden Jokowi.

“Bendungan kita ini total hampir 300 bendungan, di Korea 20 ribu bendungan, di RRT seingat saya 98 ribu bendungan. Jadi masih jauh, masih perlu kerja keras, meskipun ya kita melakukan sebuah lompatan,” lanjutnya.

Presiden Jokowi memandang penting pembangunan infrastruktur bagi negara sebesar Indonesia karena infrastruktur memiliki beragam fungsi dan manfaat, mulai dari efisiensi biaya logistik hingga sebagai pemersatu bangsa.

Presiden meyakini, kehadiran infrastruktur dapat membuat biaya logistik lebih efisien sehingga akan turut meningkatkan daya saing Indonesia dalam berkompetisi dengan negara lain.

“Efisiensi biaya logistik ini sangat penting sehingga akan mempengaruhi daya saing investasi negara kita. Enggak akan mungkin investor datang kalau infrastruktur kita jelek. Mau ke sebuah pulau enggak bisa karena enggak ada airport, mau ke sebuah pulau enggak bisa karena enggak ada seaport, mau ke sebuah pulau enggak bisa karena enggak ada jalan,” pungkasnya. ( https://economy.okezone.com/read/2023/12/04/470/2932321/jokowi-pamer-pembangunan-infrastruktur-selama-9-tahun-di-ri )

Sementara itu, seperti dilansir Investor.id, sebanyak empat BUMN karya, PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT PP Tbk (PTPP), dan PT Adhi Karya Tbk (ADHI) terjerat utang jumbo, Rp 214 triliun per kuartal I-2023, dibandingkan akhir 2022 sebesar Rp 215 triliun.

Waskita mengoleksi utang terbanyak per kuartal I-2023 dengan torehan liabilitas sebesar Rp 84,3 triliun, diikuti Wijaya Karya atau Wika Rp 55,7 triliun, PP sebesar Rp 43,8 triliun, dan Adhi Karya Rp 30,2 triliun.

Tingginya beban utang membuat laba bersih BUMN karya tergerus. Wika diterpa kerugian sebesar Rp 521 miliar kuartal I-2023. Adapun Waskita masih berada di zona rugi dalam dua tahun terakhir. Namun, kerugian perseroan turun menjadi Rp 374 miliar kuartal I lalu dari Rp 830 miliar. Sementara itu, Adhi Karya berhasil meraup laba bersih Rp 8,4 miliar pada periode itu, sedangkan PP Rp 34,2 miliar.

Seiring dengan itu, Wika resmi mengajukan penundaan pembayaran pokok dan bunga kepada perbankan sebesar Rp 12,6 triliun. Sekretaris Perusahaan Wika Mahendra Vijaya menjelaskan, saat ini, perseroan mengusulkan standstill atas fasilitas pokok dan bunga kepada lembaga perbankan.

“Namun demikian, sampai saat ini, kami tidak berencana mengajukan penundaan kewajiban terhadap obligasi yang diterbitkan,” ungkap Mahendra kepada Investor Daily, akhir pekan lalu.

Mahendra menambahkan, usulan standstill tersebut hanya berlaku di tingkat induk perusahaan. Sementara itu, bagi anak perusahaan perseroaan tidak berlaku standstill. Usulan standstill ini bertujuan untuk memperkuat sekaligus merestrukturisasi posisi keuangan perseroan secara jangka panjang.

Pasalnya, dia menegaskan, perseroan telah melakukan pinjaman untuk membiayai investasi jangka panjang yang kini belum memberikan return. Akibatnya, beban pendanaan tersebut menggerus laba bersih perseroan.

“Karena itu, perseroan bakal kembali fokus pada core business yakni sebagai kontraktor engineering procurement construction (EPC),” tutur Mahendra.

Sementara itu, SVP Corporate Secretary Waskita Ermy Puspa Yunita menyampaikan, perseroan telah menyiapkan sejumlah strategi untuk memperbaiki kinerja keuangan. Salah satunya dengan mengurangi proyek-proyek non-turnkey payment.

Saat ini, Waskita dalam masa standstill untuk memberikan equal treatment baik kepada kreditur maupun pemegang obligasi nonpenjaminan.

Keuangan Tertekan

Pengamat BUMN Toto Pranoto menilai, keuangan Wika sedang tertekan cukup dalam. Sebab, sampai akhir 2022, Wika mencatatkan utang sebesar Rp 55 triliun, dengan utang jangka pendek sekitar Rp 34 triliun. Sementara itu, tahun 2022, perseroan rugi Rp 59 miliar, dengan debt to equity ratio hampir 190%.

“Indikator ini menunjukkan perseroan berada dalam posisi tekanan keuangan cukup dalam. Kewajiban utang jatuh tempo jangka pendek cukup besar, sedangkan cashflow agak berat. Jadi penundaan bayar utang jadi alternatif yang terpaksa dilakukan,” ucap Toto kepada Investor Daily, Minggu (21/5).

Dia menambahkan, untuk memperbaiki situasi sulit, kemampuan Wika dalam meningkatkan efisiensi operasional secara jangka panjang harus diprioritaskan. Sebab, pertumbuhan pendapatan tahun lalu lebih kecil dibandingkan biaya. “Artinya, ruang buat efisiensi operasional harus menjadi prioritas untuk bisa dikerjakan,” tutup Toto.

Secara terpisah, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Nafan berharap emiten-emiten konstruksi pelat merah terapresiasi sentimen positif seiring dengan pembangunan infrastruktur di dalam negeri yang masih berjalan. Ini akan berdampak pada raihan kontrak baru. “Ditambah lagi, adanya peran investor yang masuk baik dari FDI maupun INA,” tutur dia.

( https://investor.id/market/330021/empat-bumn-karya-terlilit-utang-rp-214-triliun-sanggup-bayar )

Melihat trend pembangunan infrastruktur yang dilaksanakan, dan kendala hutang BUMN Karya, problem terbesar terjadi pada cash flow negeri ini , untuk melaksanakan penyelenggaraan pelayanan pada rakyat di bidang infrastruktur. Hal ini bisa terjadi, jika negara hanya mengandalkan operasional negara dari penerimaan pajak, pinjaman luar negeri dan pinjaman dalam negeri.

Namun, seperti yang sudah terjadi sejak awal negeri ini berdiri, bahwa seluruh sumber daya, baik alam dan manusianya, saat ini dialokasikan banyak melayani kepentingan pemodal. Pemodal banyak mencurahkan investasi dalam eksplorasi sumber daya alam, hilirisasi industri yang memaksimalkan sumber daya manusia, dimana kemudian profit industri dan sumber daya ini, dinikmati minoritas pemodal dibanding dinikmati mayoritas rakyat negeri muslim terbesar ini.

Akhirnya, ujung salah satu penderitaan pelayanan terhadap rakyat salah satunya infrastruktur terkena dampaknya. Hal ini sebenarnya, jika diatur dalam naungan Syari’at Islam dalam naungan Khilafah, seharusnya tidak terjadi, kekayaan sumber daya alam dan sumber daya manusia tidak lagi akan dinikmati minoritas pemodal, namun akan didistribusikan oleh Negara Khilafah melalui industri yang bernafaskan pelayanan negara.

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. ( Al a’raf : 96 )

Wallahu a’lam…