March 23, 2024

Beranda Islam

Terpercaya – Tajam – Mencerdaskan Umat

Hagia Sophia Kembali Menjadi Masjid, Selanjutnya Kembalikan Turki Pada Khilafah

Umat islam menyambut gembira bahwa masjid Hagia Sophia telah kembali ke fungsi asalnya, yaitu sebagai masjidnya kaum muslimin. Dulunya masjid tersebut di masa sekulerisasi Turki telah dirubah menjadi museum oleh Mustafa Kamal. Oleh karena itu setelah menjadikan masjid tersebut kembali ke asalnya, maka penting juga mengembalikan sekulerisasi Turki kepada asalnya yaitu Khilafah Islamiyah.

Saat ini umat islam telah terpecah belah menjadi lebih dari 40 negara dengan berbagai bentuk pemerintahan yang beraneka ragam, dari keemiran, kerajaan, hingga republik. Mereka mejadi lemah ketika berhadapan dengan negara-negara kafir penjajah. Oleh sebab itu mengembalkan masalah utama umat islam adalah mengubah fungsi negara-negara tersebut menjadi negara islam yang menyatukan seluruhnya ke dalam satu pemerintahan islam dan menerapkan islam di dalam negeri serta mengemban dakwah keluar negeri. Negara islam tersebut disebut dengan Khilafah.

Sesungguhnya masalah utama kaum muslimin adalah menegakkan Khilafah sebagai sistem pemerintahan. Dengan itu terealisasi upaya mengubah negeri islam menjadi negara islam dan selanjutnya menyatukannya dengan negeri-negeri islam. Dan perlu dijelaskan bahwa masalah yang dihadapi kaum muslim bukan masalah pengangkatan khalifah, akan tetapi masalahnya sekali lagi adalah menegakkan khilafah. Karena menegakkan Khilafah secara pasti akan mengangkat seorang khalifah.

Kenapa menegakkan khilafah menjadi masalah utama? Karena inilah satu-satunya metode untuk mengubah negara kufur mejadi negara islam, dan menyatukan mereka kedalam pemerintahan islam yang satu. Maka tidak cukup sekedar mengembalikan masjid Hagia Sophia namun juga perlu mengembalikan Turki dan negeri-negeri muslim lainnya menjadi negara yang satu yaitu Khilafah.

Kaum muslim tidak memerlukan pemikiran yang mendalam atau perenungan untuk dapat menyadari bahwa perkara yang mereka hadapi adalah upaya untuk menegakkan khilafah. Sebagaimana juga mengembalikan Hagia Sophia menjadi masjid kembali. Sebab, hal ini sudah tampak jelas, sesungguhnya musuh-musuh islam baik secara tradisi dan logika tidak akan membiarkan kembalinya islam ke dalam kancah perpolitikan (pemerintahan) dalam upaya menerapkan hukum islam. Mereka akan selalu menyerang umat islam untuk bangkit dan menghalangi merealisasikan penegakkan khilafah tersebut.

Sementara itu golongan orang-orang munafik juga akan selalu berupaya untuk menghalangi kaum muslim dalam upayanya menerapkan hukum-hukum Allah dan menegakkan Khilafah. Mereka juga akan menggunakan seluruh sumber daya dan sarana agar tercapainya tujuan tersebut. Termasuk menciptakan narasi dan framing keji terhadap Khilafah sebagai ajaran islam.

Rasulullah saw juga telah mengajarkan kepada kita bagaimana sikap terhadap masalah utama dan beliau memerintahkan kepada kita, bahwa masalah utama itu adalah urusan hidup mati nya kaum muslimin. Ketika Allah mengutus rasulullah saw dengan risalah islam, maka dakwah beliau dilakukan dengan pergolakan pemikiran. Dan kemenangan islam merupakan masalah utama dan urusan hidup matinya.

Diriwayatkan bahwa beliau pernah diberitahu pamannya, Abu Thalib, bahwa kaum Quraisy menginginkan beliau menghentikan dakwahnya kepada kaum kafir Quraisy. Abu Thalib berkata “Kaummu telah datang kepadaku dan mengatakan begini dan begitu, jadi selamatkan diriku dan dirimu, dan jangan engkau bebani aku dnegan (masalah) yang tidak sanggup aku hadapi.”

Mendengar itu rasulullah saw lalu bersabda (yang artinya) : “Wahai Paman, demi Allah, apabila mereka meletakkan matahari di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku agar aku menghentikan dakwahku, aku tidak akan menghentikannya sampai Allah memberikan kemenangan atau aku mati karenanya. Oleh karena itu, aku tidak akan menghentikannya (dakwah).” (HR ath-Thabari).

Oleh sebab itu, bergembira terhadap kembalinya masjid Hagia Sophia tidak masalah, namun kalau sekedar berhenti sampai disitu maka itu adalah masalah. Umat islam telah terbelokkan dari masalah utama yang sesungguhnya yaitu penegakkan khilafah. Karena, selama umat islam tidak menganggap kemenangan islam sebagai masalah utama yaitu urusan penegakkan Khilafah sebagai urusan hidup matinya, maka segala upaya yang mereka lakukan tidak akan menghasilkan apa-apa kecuali tetap dijajah oleh musuh-musuh mereka.

Sejarah telah menggambarkan bagaimana keagungan dan kejayaan islam ketika menaklukkan Konstantinopel. Pada hari penaklukkannya, Sultan Muhammad Al-Fatih berkuda menuju gereja Hagia Sophia melewati Gereja Holy Apostles, alun-alun Tauri lalu menuju ke alun-alun Constantine, di depannya terbentang bangunan paling luas pada masanya, landmark paling bergengsi di dunia, Gereja Hagia Sophia. Sultan Mehmed turun dari kudanya, lalu bersujud kepada Allah, mengambil segenggam debu lalu menumpahkan di atas surbannya, sebagai bentuk syukur dan kerendahan manusia di hadapan Allah SWT.

Tiga hari setelah pembebasan Konstantinopel, sebagaimana yang dicatat oleh Sphrantzes, “pada hari ketiga setelah jatuhnya kota kami, Sultan merayakan kemenangannya dengan perayaan yang besar. Dan mengeluarkan pengumuman: bahwa penduduk segala usia yang berhasil lolos dari deteksi ataupun yang bersembunyi di seluruh penjuru kota untuk keluar dan mereka akan dijamin kebebasannya dan tidak akan ada pertanyaan apapun untuk mereka. Lalu, ia mengumumkan bahwa setiap properti yang ditinggal pemiliknya ketika pengepungan akan tetap menjadi miliknya. Semua penduduk akan diperlakukan sebagaimana pangkat dan agamanya sebagaimana sediakala, seolah tidak ada sesuatupun yang berubah.” Semua peristiwa ini tidak akan terwujud kecuali dengan keagungan Khilafah islam.

Wallahua’lam