March 29, 2024

Beranda Islam

Terpercaya – Tajam – Mencerdaskan Umat

Wafatnya Pejuang Islam di Bulan Ketika Khilafah Diruntuhkan

BerandaIslam.com, Di musim pandemi saat ini silih berganti teman, keluarga, dan kolega terdengar telah mendahului kita semua dengan meninggalkan dunia ini. Beberapa hari yang lalu salah seorang admin Beranda Islam, teman serta sahabat perjuangan juga mengalami musibah kecelakaan hingga meninggal dunia. Begitu kaget mendengar berita tersebut. di usianya yang masih muda ternyata tidak menjamin untuk hidup lama. Kehilangan seorang teman tentu suatu musibah yang tidak bisa dielakkan. Begitu sedih akan kehilangan sosok yang juga sama-sama mengupayakan tegaknya kembali kehidupan Islam.

Lantas, bagaimana apabila kita sebagai umat Islam mendengar bahwa insitusi pelindung akidah, penjaga, pelayan dan pengurus urusan umat juga telah diruntuhkan? Akan dapat dirasakan bahwa peristiwa tersebut merupakan peristiwa yang sangat besar. Umat Islam seperti kehilangan induk untuk mempersatu dan sebagai penjaga kehormatan mereka. Wafatnya seorang muslim saja sangat berharga, apalagi jika kita mendengar bahwa Khilafah Islamiyah telah diruntuhkan.  

Tragedi penghapusan Khilafah Utsmaniyah pada tanggal 28 Rajab 1342 H (3 Maret 1924 M) terjadi dilakukan oleh Mustafa Kemal Ataturk. Seorang dari etnis Yahudi Dunama yang merupakan antek Inggris. Khilafah Utsmaniyah merupakan khilafah terakhir umat Islam. Penghapusan Khilafah Utsmaniyah menandai sekularisasi di Dunia Islam. Penghapusan Khilafah juga menandai dimulainya penderitaan kaum Muslim di seluruh dunia hingga hari ini di bulan rajab tepat satu abad atau 100 tahun.

Khilafah adalah satu-satunya sistem pemerintahan di dalam Islam. Istilah Khilafah dan Khalifah, jamaknya Khulafa’, bukanlah istilah yang asing di kalangan kaum Muslim sepanjang zaman; kecuali orang yang jahil tentang Islam. Menurut Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, “Khilafah, Imamah Kubra dan Imarah al-Mu’minin merupakan istilah-istilah yang sinonim dengan makna yang sama.” (Az-Zuhaili, Al-Fiqh al-Islâmi wa Adillatuhu, 9/ 881).

Imam al-Mawardi [w. 450 H] menyatakan, “Imamah (Khilafah) dibuat untuk menggantikan kenabian dalam menjaga agama dan mengurus dunia.” (Al-Mawardi, Al-Ahkam as-Sul-thaniyyah, hlm. 3).

Dalam sejarah Islam, era Khilafah dimulai sebagai kelanjutan dari Daulah Islamiyah yang didirikan oleh Rasulullah saw. di Madinah. Pasca beliau wafat, para Sahabat kemudian mengangkat khalifah dan menegakkan Khilafah. Dimulailah era Khulafaur Rasyidin. Setelah itu berturut-turut dilanjutkan dengan Khilafah Umayah, Khilafah Abbasiyah dan terakhir Khilafah Utsmaniyah.

Khilafah Utsmaniyah berjaya antara 1517-1924 M. Namun, sejak Khilafah dihapuskan, Dunia Islam terus mengalami kemunduran. Makin hari makin parah. Disusul dengan berbagai prahara dan bencana yang menimpa umat Islam di seluruh dunia. Hal itu terus berlangsung tanpa henti hingga hari ini. Benarlah apa yang dinyatakan oleh Imam Ahmad ra., dalam riwayat Muhammad bin ‘Auf bin Sufyan al-Hamshi:

 (Akan terjadi) fitnah (kekacauan) jika tidak ada seorang imam (khalifah) yang mengurusi urusan manusia (Al-Qadhi Abu Ya’la al-Farra’, Al-Ahkamus Sulthaniyyah, hlm. 23).

Beberapa kerugian yang menimpa umat Islam dan dunia secara umum dengan ketiadaan khilafah diantaranya; Pertama, dunia Islam terpecah-belah dan tertindas. Pasca Khilafah dihapuskan, umat Islam hidup terpecah-belah atas dasar nasionalisme di lebih dari 50 negara. Akibatnya, kaum Muslim menjadi lemah. Padahal jumlah mereka banyak. Lebih dari 1,5 miliar. Namun, mereka menjadi santapan empuk negara-negara imperialis Barat. Demikianlah yang menimpa saudara-saudara kita di Palestina, Kashmir, Afghanistan, Irak, Muslim Rohingya, Uighur, dan sebagainya.

Hal ini persis seperti yang digambarkan oleh Rasulullah saw.:

 “Telah berkumpul berbagai bangsa mengelilingi kalian sebagai-mana orang-orang yang makan berkumpul mengelilingi piring mereka.” Mereka bertanya, “Apakah pada saat itu kami sedikit, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Tidak. Pada saat itu kalian banyak, tetapi, kalian seperti buih di lautan.” (HR Abu Dawud dan Ahmad).

Kedua, Kekayaan alam negeri-negeri Muslim diambil dan dirampok. Negeri-negeri Muslim adalah negeri yang kaya akan sumberdaya alam (SDA). Namun sayang, kekayaan alam tersebut tidak dinikmati oleh umat Islam. Kekayaan alam tersebut diambil-alih oleh negara atau oleh perusahaan-perusahaan swasta baik dari dalam maupun luar negeri. Negara-negara kafir Barat pun, melalui perusahaan-perusahaannya, menjarah kekayaan alam di negeri-negeri Muslim atas nama investasi. Padahal kaum Muslim adalah pemilik seluruh sumberdaya alam tersebut. Rasulullah saw. bersabda:

“Kaum Muslim bersekutu dalam tiga perkara: padang rumput, air dan api” (HR Abu Dawud, Ahmad dan al-Baihaqi).

Jika ada Khilafah, Khilafah akan mengelola sumberdaya alam tersebut. Kemudian hasilnya akan dikembalikan kepada rakyat. Baik dalam bentuk fasilitas ataupun pelayanan berupa pendidikan dan kesehatan gratis serta hal lainnya yang menjadi kebutuhan pokok rakyat.

Ketiga,  Muncul penguasa ruwaybidhah dan sufaha’ (dungu). Saat ini kita juga menyaksikan para pemimpin dengan karakter ruwaybidhah. Siapa ruwaybidhah? Sabda Rasulullah saw., ruwaybidhah adalah :

“Orang bodoh yang mengurusi urusan orang banyak” (HR al-Hakim).

Muncul juga para pemimpin sufaha’ (bodoh/dungu). Siapa mereka? Sabda Rasulullah saw., mereka adalah:

“Para pemimpin sesudahku yang tidak mengikuti petunjukku dan tidak pula berjalan dengan sunnahku” (HR Ahmad).

Masih banyak lagi kerugian yang menimpa umat Islam. umat Islam kehilangan kewibawaan dan ajaran Islam dinistakan dan dihinakan oleh musuh-musuhnya, tempat-tempat suci umat Islam mudah ternoda, salah satunya adalah al-Quds. Dna yang paling penting juga, umat Islam terasing dengan ajarannya sendiri, diantaranya adalah Khilafah. Hal ini diakibatkan penerapan sistem demokrasi sekuler yang memisahkan ajaran Islam dari kehidupan kecuali hanya dalam perkara ibadah semata.

Oleh karena itu meninggal dan wafatnya seseorang tentu kita tidak bisa mengembalikannya lagi di dalam kehidupan, akan tetapi doa dan memohon ampunan atas segala dosa dapat kita sampaikan kepada Allah SWT. Namun, runtuhnya Khilafah dapat diperjuangkan untuk tegak kembali. Oleh karena itu selamat jalan kawan-kawan seperjuangan, perjuangan tegaknya Khilafah ‘ala minhaj an-Nubuwah tetap harus dilanjutkan. Allahu Akbar. []