April 25, 2024

Beranda Islam

Terpercaya – Tajam – Mencerdaskan Umat

Volume Sampah Pontianak Naik 50 Persen Akibat Konsumerisme

Oleh : Sabrina Karima (Pontianak-Kalbar)

Selama libur Lebaran Idul Fitri, volume sampah di Kota Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar) meningkat pesat. Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Pontianak, Saptiko mengatakan, peningkatan volume sampah bahkan mencapai 50 persen. Diketahui pada hari normal, volume sampah di Pontianak mencapai 400 ton per hari. Namun karena meningkat 50 persen, volume sampah selama Lebaran mencapai 600 ton per hari.

Sampah tersebut didominasi barang bekas rumah tangga yang masuk ke tempat pembuangan akhir (TPA) Batu Layang. Pihaknya telah mengerahkan 750 petugas untuk membersihkan dan mengangkut sampah hingga ke TPA Batu Layang (regional.kompas.com, 5/5)

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menilai bahwa kecenderungan peningkatan timbunan sampah plastik justru didorong oleh perubahan gaya hidup dan pola konsumsi masyarakat Indonesia yang menginginkan serba praktis.

Problem sampah hari ini tidak hanya terjadi di negeri kita tapi juga menjadi problem dunia hari ini. Negara-negera di dunia harus menghadapi kondisi di mana sampah yang makin memenuhi ruang kehidupan. Bahkan India, China, Indonesia, Amerika Serikat dan Brasil menjadi negara penyumbang sampah plastik terbesar di dunia.

Inilah bukti bahwa negara kapitalis nomor 1 di dunia seperti Amerika, dengan kekuatan ekonominya ternyata tak mampu menuntaskan persoalan sampah. Justru Amerika masih terus mengirimkan sampah plastik kotor ke Indonesia dengan ditemukannya kontainer berisi sampah plastik kotor dikirim ke Pelabuhan Belawan Medan pada 16 Maret 2021. (sumatra.bisnis.com, 18/3/2021)

Hal tersebut tidak terlepas dari pemahaman – pemahaman kehidupan yang individualistik, konsumtif dan serba bebas dan bukan cerminan kehidupan Muslim yang bertakwa. Pemahaman tersebut cenderung berasal dari paham sekuler yang jauh dari norma agama dalam setiap aspek kehidupannya. Sebab keniscayaan sistem kapitalisme memanglah mendorong budaya komsumerisme dan masyarakat yang konsumtif.

Bagaimana tidak, jika fokus utama politik ekonomi kapitalisme adalah bagaimana meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Jelas, produksi akan makin digenjot dan selaras dengan dorongan konsumerisme yang akan mampu menciptakan angka kenaikan penjualan secara fantastis. Dengannya, keuntungan besar mampu diraih oleh para kapitalis.

Oleh karenanya sudah bisa dipastikan bahwa dengan sistem politik ekonomi kapitalisme ini justru menjadi support sistem yang akan semakin menciptakan produksi secara besar-besaran, sehingga mendorong konsumerisme yang makin menjadi-jadi, dan menggunungnya sampah akan menjadi suatu keniscayaan.[]