Sebanyak sembilan negara telah mengalami resesi akibat pandemi virus Corona. Negara-negara itu adalah Amerika Serikat (AS), Jerman, Perancis, Italia, Korea Selatan, Jepang, Hong Kong, Singapura, dan Filipina. Secara dua kali berturut-turut atau lebih, pertumbuhan ekonomi di kesembilan negara tersebut mencatatkan minus.
Sedangkan, di Indonesia, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II tahun 2020 minus 5,32 persen. Artinya, jika tren minus tersebut berlangsung hingga kuartal III tahun 2020, Indonesia juga bisa masuk ke jurang resesi ekonomi sebagaimana dikutip dari Kompas. (kompas.com, 7/8/2020)
Resesi juga dianggap sebagai bagian yang tak terhindarkan dari siklus perekonomian suatu negara. Negara-negara di dunia saat ini telah mengadopsi konsep ekonomi Kapitalisme yang berasaskan pada utang riba, ekonomi non-riil dan penerapan uang kertas. Akhirnya, resesi akan terus terjadi dan berulang. Indonesia sendiri pernah mengalami resesi, tepatnya pada tahun 1998 bahkan dapat menuju kepada krisis ekonomi.
Faktor dominan penyebab minusnya pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 1998 adalah pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Rupiah kala itu terdepresiasi hingga lebih dari 80 persen sejak awal Juli terhadap dolar AS. Sedangkan tahun ini, pengamat banyak menyatakan resesi akibat dari wabah virus Corona yang berdasarkan Worldometers pada Jumat (7/8/2020) yang telah menjangkiti 19.261.406 orang.
Menurut pakar ekonomi Islam Dwi Condro Triono, Ph.D (2012) di dalam bukunya Ekonomi Islam Madzhab Hamfara menyatakan problem mendasar sistem ekonomi Kapitalis yaitu terbatasnya sarana pemenuhan kebutuhan manusia atau disebut dengan istilah kelangkaan (scarcity). Dari problem ini, didukung dengan konsep bahwa kebutuhan manusia bersifat tidak terbatas.
Sedangkan menurut sudut pandang ekonomi Islam, problem mendasar ekonomi bukan pada kelangkaan tetapi ada pada distribusi barang dan jasa di tengah-tengah manusia, jadi bagaimana memastikan semua dapat menikmati kebutuhan pokok. Termasuk juga problem terkait dengan interaksi ekonomi, yaitu memastikan tidak ada riba, dan perekonomian hanya terjadi pada sektor riil.
(wi)
KONTEN TERKAIT
Simpang Siur Data Dalam Kebijakan Pengelolaan Pangan
Amerika Menggapai Lebanon Dalam Dua Hal
Direktur Siyasah Institute: Negara Seperti Gelar Karpet Merah untuk Zina