April 25, 2024

Beranda Islam

Terpercaya – Tajam – Mencerdaskan Umat

Thalabun Nushrah dan Ada di Tahapan Mana Hizb Sekarang?

Soal:

Assalâmu ‘alaikum wa rahmatullah wa barakatuhu. Semoga Allah memberikan balasan atas apa yang telah Anda lakukan dan semoga Allah menolong Anda di jalan yang mulia ini. Saya punya pertanyaan tentang metode kenabian untuk menegakkan Khilafah. Sebagaimana yang kita tahu, ada tiga tahapan dalam metode ini….

…………………..

Dari paragraf ini, saya paham bahwa aktifitas mencari nushrah ada di tahapan kedua. Saya bertanya ke beberapa orang partai yang dapat dipercaya  tentang ini. Tetapi pemikiran tentang konsep ini terbagi. Sebagian mengatakan bahwa aktifitas mencari Nushrah adalah aktifitas tahapan ketiga. Yang lain mengatakan, aktifitas mencari nushrah bagian dari tahapan kedua dan aktifitas ini berjalan paralel dengan berinteraksi (tafaul) dengan ummat.

Berkaitan dengan jawaban itu, saya ingin tahu di tahaan mana partai (Hizb) sekarang ini.

Semoga Allah memberi Anda balasan yang lebih baik.

Um Zeyd Belgia.

Jawab:

Wa’alaikumussalam w rahmatullah wa barakatuhu.

Topik yang Anda tanyakan berasal dari booklet Manhaj Hizbut Tahrîr fî Taghyîr adalah sebagai berikut:

(… Hizb menyimpulkan dari kajian ini bahwa aktifitas thalab an-nushrah berbeda dari aktifitas ats-tsaqâfah pada tahapan pertama dan aktifitas berinteraksi (tafâ’ul) pada tahapan kedua, meski bahwa thalab an-nushrah itu terjadi di tahapan kedua yakni tahapan tafâ’ul. Dan bahwa thalab an-nushrah itu merupakan bagian dari metode (thariqah) yang wajib diikuti ketika masyarakat jumud di depan tahapan dakwah dan serangan terhadap mereka makin keras.

Oleh karena itu, Hizb melakukan thalab an-nushrah di samping aktifitas-aktifitas yang dilakukanya. Hizb mulai memintanya dari orang-orang yang mampu atasnya. Hizb meminta nushrah itu untuk dua tujuan:

Pertama, untuk tujuan meminta perlindungan (thalab al-himâyah) sehingga Hizb mampu berjalan dalam mengemban dakwah dan dia aman.

Kedua, mengantarkan ke pemerintahan untuk menegakkan al-khilafah dan mengembalikan berhukum dengan apa yang telah Allah turunkan di dalam kehidupan, negara dan masyarakat.

Bersamaan dengan pelaksanaan aktifitsa thalab an-nushrah oleh Hizb ini, Hizb terus melakukan semua aktifitas yang dilakukan sebelumnya baik kajian murakkazah dalam halaqah-halaqah, tatsqif jama’iy, pemfokusan kepada umat untuk agar umat mengemban Islam dan mewujudkan opini umum di tengah umat, melawan negara-negara kafir imperialis dan megungkap rencana-rencananya dan menelanjangi berbagai konspirasinya, mengoreksi para penguasa, tabanni mashalih umat dan pemeliharaan urusan umat. Hizb terus melakukan semua itu dengan berharap kepada Allah agar merealisasi untuk Hizb dan untuk umat islam keberuntungan, pertolonagn dan keberhasilan, sehingga terwujudlah tahapan ketiga di mana al-Khilafah ar-Rasyidah tegak. Ketika itu kaum Mukmin bergembira karena pertolongan Allah) selesai apa yang ada di booklet Manhaj… Dan Anda bertanya tentang aktifitas thalab an-nushrah, apakah bagian dari tahapan kedua yakni dari tahapan tafa’ul ataukah termasuk tahapan ketiga yakni dari tahapan penerimaan pemerintahan… Demikian juga Anda bertanya tentang tahapan di mana Hizb berada saat ini…

Kami telah menjawab pertanyaan semisal ini dengan jawaban yang detil pada 13 Sya’ban 1434 H / 22 Juni 2013. Tampak bahwa Anda belum menelaah jawaban itu. Oleh karena itu saya kutipkan teksnya seperti seolah itu merupakan jawaban langsung atas pertanyaan Anda, khususnya bagian pertama dari pertanyaan. DI alam Jawab Soal yang dimaksud disebutkan sebagai berikut:

[Thalab an-nushrah adalah pada akhir tahapan at-tafâ’ul.  Dan jika ahlul quwwah menjawab, dan mereka mampu melakukan perubahan, maka tahapan ketiga telah datang atas izin Allah.  Dan kami telah merinci masalah ini di buku kami khususnya al-Manhaj.  Dan berikut ini perkara-perkara sebagai penjelasan:

Rasul saw mulai mencari nushrah selama tahapan at-tafâ’ul. Ketika Abu Thalib meninggal, masyarakat Mekah jumud dan tertutup di hadapan Rasul saw, dan dengan meninggalnya Abu Thalib penyerangan Quraisy kepada Rasul makin sengit sampai pada tingkat yang belum pernah mereka lakukan semasa hidup paman beliau, Abu Thalib.  Maka jadilah perlindungan Rasul saw menjadi lebih lemah dari perlindungan pada masa Abu Thalib.  Lalu Allah SWT mewahyukan kepada beliau untuk menyodorkan diri beliau kepada kabilah-kabilah arab untuk meminta perlindungan dan nushrah mereka kepada beliau sehingga beliau mampu menyampaikan apa yang beliau diutus dengannya dari Allah sementara beliau dalam keadaan aman dan terlindungi.  Ibnu Katsir menyatakan di dalam Sîrah an-Nabawwiyah li Ibni Katsîr dari Ali bin Abi Thalib, ia berkata:

لَمَا أَمَرَ اللهُ رَسُوْلَهُ أَنْ يَعْرَضَ نَفْسَهُ عَلَى قَبَائِلِ الْعَرَبِ خَرَجَ وَأَنَا مَعَهُ وَأَبُوْ بَكْرٍ إِلَى مِنَى حَتَّى دَفَعْنَا إِلَى مَجْلِسٍ مِنْ مَجَالِسِ الْعَرَبِ

Ketika Allah memerintahkan rasul-Nya untuk menyodorkan diri beliau kepada kabilah-kabilah arab, beliau keluar dan saya dan Abu Bakar bersama beliau ke Mina hingga kami datangi majelis-majelis orang arab.

Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibnu Katsir dari Ibn Abbas dari al-‘Abbas ia berkata: Rasulullah saw bersabda kepadaku:

«لاَ أَرَى لِيْ عِنْدَكَ وَلاَ عِنْدَ أَخِـيْكَ مَنَعَةً، فَهَلْ أَنْتَ مُخْـرِجِيْ إِلَى السُّوْقِ غَداً حَتَّى نَقِرُّ فِيْ مَنَازِلِ قَبَائِلِ النَّـاسِ -وَكَانَتْ مَجْمَعَ الْعَرَبِ- قَالَ: فَقُلْتُ هَذِهِ كِنْدَةَ وَلَفُّهَا، وَهِيَ أَفْضَلُ مَنْ يَحُجُّ مِنْ الْيَمَنِ، وَهَذِهِ مَنَازِلُ بَكْرٍ بْنِ وَائِلٍ، وَهَذِهِ مَنَازِلُ بَنِيْ عَامِرٍ بْنِ صَعْصَعَةِ، فَاخْتَرْ لِنَفْسِكَ، قَالَ: فَبَدَأَ بِكِنْدَةَ فَأَتَاهُمْ»

Saya tidak melihat padamu dan saudaramu perlindungan, lalu apakah engkau mau menemaniku keluar ke pasar besok hingga kita berdiam di tempat-tempat singgah kabilah-kabilah orang –dan mereka adalah sekumpulan orang arab-“.  Al-‘Abbas berkata: “maka aku katakan, ini Kindah dan kemahnya, dan mereka adalah orang yang terbaik yang menunaikan haji dari orang Yaman, dan ini tempat singgah Bakar bin Wail, dan ini tempat singgah Bani Amir bin Sha’sha’ah.  Pilihlah untuk dirimu.”  Al-‘Abbas berkata: “maka beliau memulai dengan Kindah dan beliau mendatangi mereka”.

Jelas bagi ahlul quwwah “kabilah-kabilah” pada waktu itu yang mereka diminta nushrah mereka oleh Rasul saw. Jelas bagi mereka bahwa yang diminta adalah mereka melindungi Rasul saw dan memungkinkan beliau mendirikan entitas di tengah mereka yang disitu diterapkan hukum-hukum Allah SWT.  Yakni bahwa mereka paham dengan gamblang dan jelas bahwa nushrah tersebut adalah untuk mendirikan daulah yang memerintah dan berjihad … Oleh karena itu Bani ‘Amir bin Sha’sha’ah, ketika Rasul saw meminta nushrah mereka, mereka berkata:

أرأيتَ إنْ نَحْنُ بَايَعْنَاكَ عَلَى أَمْرِكَ، ثُمَّ أَظْهَرَكَ اللَّهُ عَلَى مَنْ خَالَفَكَ، أَيَكُونُ لَنَا الْأَمْرُ مِنْ بَعْدِكَ؟ قَالَ: الْأَمْرُ إلَى اللَّهِ يَضَعُهُ حَيْثُ يَشَاءُ. قَالَ: فَقَالَ لَهُ: أفَتُهدَف نحورُنا لِلْعَرَبِ دُونَكَ، فَإِذَا أَظْهَرَكَ اللَّهُ كَانَ الْأَمْرُ لِغَيْرِنَا! لَا حَاجَةَ لَنَا بِأَمْرِكَ؛ فَأَبَوْا عَلَيْهِ.

“bagaimana pandanganmu jika kami membai’atmu atas urusanmu, kemudian Allah memenangkanmu atas orang yang menyelisihimu, apakah perkara sesudahmu menjadi milik kami?  Rasul menjawab: perkara (kekuasaan) kepada Allah, Dia letakkan sesuai kehendak-Nya.” Al-‘Abbas berkata: “maka salah seorang berkata kepada beliau: “apakah kami dikorbankan untuk orang arab melidungimu dan jika Allah memenangkanmu urusan (kekuasaan) untuk selain kami! Kami tidak ada keperluan dengan urusanmu. Lalu mereka menolak beliau”.

Yakni mereka mengetahui bahwa nuhsrah tersebut adalah untuk menegakan negara.  Maka mereka ingin mereka menjadi penguasanya setelah Rasulullah saw.  Demikian juga Bani Syaiban berkata kepada Rasul saw ketika beliau meminta nushrah mereka:

وَإِنَّمَا نَزَلْنَا بَيْنَ ضَرَّتَيْنِ، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَا هَاتَانِ الضَّرَّتَانِ»؟ قَالَ: أَنْهَارُ كِسْرَى وَمِيَاهُ الْعَرَبْ، وَإِنَّمَا نَزَلْنَا عَلَى عَهْدِ أَخْذِهِ عَلَيْنَا كِسْرَى لاَ نُحْدِثُ حَدَثًا وَلاَ نُؤْوِيْ مُحْدِثًا، وَإِنِّيْ أَرَى هَذَا اْلأَمْرَ الَّذِيْ تَدْعُوْ إِلَيْهِ مِمَّا تَكْرَهُهُ الْمُلُوْكُ، فَإِنْ أَحْبَبْتُ أَنْ نُؤْوِيَكَ وَنَنْصُرَكَ مِمَّا يَلِيْ مِيَاهَ الْعَرَبِ فَعَلْنَا، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَا أَسَأْتُمْ فِيْ الرَّدِّ إِذْ أَفْصَحْتُمْ باِلصِّدْقِ، وَإِنَّ دِيْنَ اللهِ لَنْ يَنْصُرُهُ إِلاَّ مَنْ أَحَاطَهُ مِنْ جَمِيْعِ جَوَانِبِهِ»

“Sungguh kami tinggal diantara dua bahaya”.  Rasul bersabda: “apakah dua bahaya itu?” Ia berkata: “sungai Kisra dan perairan al-Arab.  Sesungguhnya kami tinggal diatas perjanjian yang diambil oleh Kisra atas kami bahwa kami tidak membuat insiden dan tidak mendukung pembuat insiden.  Dan saya melihat perkara ini yang engaku serukan termasuk apa yang tidak disukai oleh para raja.  Jika engkau ingin kami mendukungmu dan menolongmu dari apa yang mengikuti perairan arab, kami lakukan.”  Rasululah saw pun bersabda: “engkau tidak berlaku buruk dalam menolak sebab engkau menjelaskan dengan jujur.  Dan sesungguhnya agama Allah itu, tidak akan menolongnya kecuali orang yang melingkupinya dari segala sisinya”.

Jadi mereka memahami bahwa nushrah itu berarti pemerintahan dan jihad melawan orang arab dan non arab.  Maka mereka setuju memerangi orang arab, sedangkan Persia maka tidak.

Kemudian ketika Allah SWT memutuskan perkara tersebut maka terjadilah Bai’at Aqâbah kedua yang merupakan nushrah untuk menegakkan daulah di Madinah. Setelahnya masuk tahapan ketiga, yakni penegakan daulah.

Jelaslah dari semua itu bahwa thalab an-nushrah adalah sebelum tahapan ketiga, yakni pada tahapan at-tafâ’ul.

Inilah yang dilakukan oleh Hizb ketika memulai aktifitas thalab an-nushrah pada tahun enam puluhan abad dua puluh dan Hizb masih terus melakukannya. Kami memohon kepada Allah SWT agar memuliakan umat ini dengan para penolong (anshar) yang mengembalikan jejak langkah kaum Anshar yang pertama, sehingga daulah Islam ditegakkan, daulah al-Khilafah ar-Rasyidah, dan rayah al-‘Uqab, Rayah Rasulullah saw berkibar di ketinggian.  Dan pada hari itu orang-orang Mukmin bergembira karena pertolongan Allah …] selesai.

Adapun di tahapan mana Hizb berada sekarang, maka juga jelas di atas. Dengan tegas, Hizb bukan di tahapan ketiga sebab tahapan ketiga berarti penerimaan pemerintahan dan langsung penerapan Islam secara revolusioner dan menyeluruh di dalam negara… Perkara ini belum terealisir untuk Hizb… Tetapi, Hizb ada di akhir tahapan at-tafâ’ul. Dan Hizb berjuang dengan segenap kesungguhan dan keseriusan untuk melanjutkan kehidupan islami dengan menegakkan al-Khilafah ar-Rasyidah dengan izin Allah sehingga al-Khilafah ar-Rasyidah menyelamatkan umat manusia dari kegelapan kebodohan dan kekufuran dan mengembalikannya ke cahaya kebenaran dan Islam… Dan Hizb sangat yakin bahwa hal itu pasti terjadi dengan izin Allah. Dan untuk segala sesuatu ada ketetapannya.

Saya berharap perkara tersebut telah menjadi jelas dan kerancuan yang terjadi dalam memahami paragraf di booklet Manhaj telah hilang.

Saudaramu Atha’ bin Khalil Abu ar-Rasytah

22 Rajab 1440 H

29 Maret 2019 M

Sumber :

http://hizb-ut-tahrir.info/ar/index.php/ameer-hizb/ameer-cmo-site/59030.html

https://www.facebook.com/AmeerhtAtabinKhalil/posts/1026324667564604?__tn__=KRhttps://plus.google.com/u/1/b/100431756357007517653/100431756357007517653/posts/Tiaist9NgQJ