March 29, 2024

Beranda Islam

Terpercaya – Tajam – Mencerdaskan Umat

Ruas Jalan Kian Ekstrim, Sampai Kapan?

Oleh : Muriani

Sejak tahun lalu hingga saat ini, kondisi ruas jalan Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat masih saja dikeluhkan oleh banyak masyarakat. Pasalnya banyak beberapa titik jalan mengalami kerusakan yang cukup parah. Di Kelurahan Kauman, Kecamatan Benua Kayong serta ruas Ketapang – Kendawangan dan ruas Tumbang Titi Tanjung (Jelai Hulu) kerap menjadi keluhan masyarakat.

Uti Kusmawan (42 tahun), warga Kecamatan Kendawangan yang kerap melintas mengatakan, sudah bertahun-tahun kondisi jalan Provinsi ini rusak, bahkan tidak jarang para pengendara motor jatuh dikarenakan jalan yang berlubang. Hal yang sama juga ditegaskan oleh Andi, warga kecamatan Jelai Hulu mengatakan jalan Tumbang Titi – Jelai Hulu juga sudah lama rusak, bahkan hingga bertahun-tahun, namun belum ada mendapat perhatian dari Pemerintah daerah.

Pengendara travel Sunardi (40 tahun) mengatakan ruas jalan penghubung dua Kecamatan di Ketapang rusak parah. “Akses jalan penghubung dua Kecamatan itu dari desa Pelang Kecamatan Sungai Melayu Raya dan tumbang Titi, kondisinya sangat parah. Kerusakan jalan tersebut penuh lubang dan sengat sulit dilalui kendaraan serta rawan kecelakaan” ujarnya. (ojonews.com, 27/2/2022)

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Ketapang, Dennery mengatakan bahwa ruas jalan di Tumbang Titi – Tanjung merupakan jalan Provinsi yang secara penganggaran tidak boleh dilakukan Pemkab Ketapang, namun sebagai tugas dan fungsi serta tanggung jawab maka pihaknya terus mengupayakan koordinasi dengan pihak Dinas PUTR Provinsi Kalimantan Barat. (suarapemredkalbar.com, 22/5/2022)

Sementara Sekretaris Daerah Kabupaten Ketapang, Alexandar Wilyo, dalam kunjungan kerjanya ke Kecamatan Manis Mata Kabupaten Ketapang melakukan penelusuran ke titik-titik ruas jalan Pelang – Tumbang Titi yang mengalami rusak berat. Sekda menyatakan titik-titik ruas jalan yang mengalami rusak parah akan segera diperbaiki oleh Pemerintah Kabupaten Ketapang melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR), dan juga bekerja sama dengan perusahaan melalui CSR. (ketapang.suaraklabar.co.id, 8/9/2022)

Jalan Gawat Akibat Korporat

Kerusakan jalan yang kian parah telah membuat warga kalut dan mengeluh. Rakyat seakan-akan terombang ambing dari harapan yang hanya sekedar janji, namun tidak kunjung mendapatkan hasil. Akses jalan merupakan infrastruktur yang sangat penting sebagai sarana dan prasarana untuk memperlancar distribusi dan pemenuhan kebutuhan rakyat. Oleh karena itu, tidak seharusnya masalah ini diabaikan oleh Pemerintah, apalagi sampai menimbulkan korban.

Kerusakan jalan yang tidak ditangani serius justru diperparah dengan kendaraan pengangkut beban berat dari perusahaan-perusahaan dan membuat warga hanya mengelus dada. Adapun dana CSR dari perusahaan nyatanya tidak merata dan hasilnya tidak optimal. Besarnya sumber keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan dan para investor membuat pemerintah menutup mata dari dampak yang akhirnya merugikan warganya. Jelas saja kesusahan masyarakat diabaikan bahkan tidak berdaya untuk membela warganya dan mementingkan kepentingan bisnis.

Jumlah pemasukan yang bersumber dari investor asing melalui perusahaan-perusahaan tersebut menutup mata dan mulut penguasa yang seharusnya bersinergi mensejahterakan rakyatnya. Sungguh kondisi ini akan terus berkelanjutan jika kapitalis yang masih duduk di singgasana negeri ini. Sistem kapitalis diagungkan dan dilayani kebutuhannya, tanpa memperhatikan apa dampak bagi warganya yang penting untung. Namun apa daya bukan keuntungan yang didapat malah yang ada kerugian.

Pemenuhan Infrastruktur yang Unggul dalam Islam

Dalam Islam, jalan yang merupakan milik umum harus dipelihara oleh pemimpin sebagai tanggung jawab yang dipikulnya. Jalan merupakan infrastruktur yang penting dalam membangun dan meratakan ekonomi sebuah negara demi kesejahteraan umatnya. Menjadikan umat sejahtera adalah kewajiban bagi seorang pemimpin.

Dalam Islam sendiri sudah ada pemimpin yang melayani kebutuhan rakyatnya yang disebut Khalifah. Seorang Khalifah wajib taat kepada Allah dan takut atas pertanggung jawabannya dalam memimpin negara. Termasuk dalam memenuhi kebutuhan umat.

Birokrasi dalam Islam tidak berbelit-belit karena Islam mempunyai konsep sendiri mengenai persyaratan dan penyelesaian suatu administrasi. Ada tiga hal yang harus dipenuhi, yaitu : Pertama, kesederhanaan peraturan untuk memberi kemudahan. Kedua, kecepatan dalam pelayanan transaksi untuk memudahkan orang yang mempunyai keperluan. Ketiga, pekerjaan ditangani orang yang profesional.

Salah seorang Khalifah yaitu Umar Bin Khatab sangat memperhatikan semua rakyatnya, bahkan beliau harus memastikan bahwa  rakyatnya tidak boleh ada yang sampai kelaparan, karena itu akan sangat membuat dirinya berdosa. Begitu pula kisah beliau yang sangat bersedih dan gelisah apabila mendengar seekor keledai tergelincir dan jatuh akibat jalan yang dilewatinya rusak dan berlubang.

Peristiwa ini terjadi di tanah Iraq. Melihat Sang Khalifah bersedih, membuat sang ajudan bertanya, “Wahai Amirul Mukminin, bukankah yang mati hanya seekor keledai?”. Sang Khalifah pun menjawab dengan nada serius, “Apakah engkau sanggup menjawab di hadapan Allah ketika ditanya apa yang engkau lakukan ketika memimpin rakyatmu?”.

Begitulah betapa takutnya seorang pemimpin akan pertanggung jawabannya di akhirat kelak, yang selalu mencintai rakyatnya dan takut akan dosa. Begitu rindunya rakyat akan sosok seorang pemimpin yang amanah. Namun hal ini hanya akan terwujud dengan mencampakkan sistem kapitalis yang hanya menambah penderitaan rakyat serta menggantikannya dengan sistem Islam yang bersumber dari Allah Sang Pencipta alam semesta.[]

Wallahu’alam Bu Ash- Shawab