March 29, 2024

Beranda Islam

Terpercaya – Tajam – Mencerdaskan Umat

Peran Media Islam Membangun Peradaban

Dunia maya pada umumnya dan jaringan komunikasi pada khususnya memiliki kemampuan untuk mengakses opini publik dan mempengaruhinya dengan cara yang kadang-kadang tampak ajaib (Wasam al-Athrasyi, 2020). Hal ini juga didukung peran media melalui pemasaran, propaganda, daya tarik, dan persuasi. Media islam harus mampu menempatkan teknologi dan penggunaannya saat ini dalam kerangka politik yang benar dan akurat, kemudian mengetahui sejauh mana jaringan komunikasi dapat digunakan untuk memandu pendapat publik atau mempengaruhinya, bahkan mengetahui sampai sejauh mana kita dapat berbicara tentang kontrol pembuat opini publik terhadap pergerakan masyarakat. Karena di sisi lain teknologi dan jaringan komunikasi tersebut digunakan untuk memanipulasi dan membentuk opini publik.

Lebih jauh dari itu, manipulasi dan pembentukan opini yang dilakukan kadang berwujud kepada menghancurkan sendi-sendi pokok ajaran islam, dan menjadikan islam sebagai pihak yang harus bertanggung jawab atas kerusakan yang terjadi saat ini.

Maka penting bagi umat islam untuk mengetahui bagaimana menghadapi dan memanfaatkan kemampuan dalam penggunaan jaringan komunikasi dan teknologi internet serta informasi dalam menggambarkan realita yang hakiki dibalik masalah-masalah yang ada. Sehingga terjadi proses perubahan pemikiran dan penginderaan serta terbentuknya kesadaran publik dalam menjaga kemurnian dan kejernihan opini publik Islami.

Beberapa negara-negara barat betul-betul menggunakan dan memanfaatkan media teknologi informasi ini dalam rangka menyebarluaskan berbagai progpaganda dan pemikiran mereka. Namun di sisi lain mereka juga khawatir ketika media ini digunakan oleh umat islam untuk melakukan perlawanan dan membuka kedok-kedok topeng palsu mereka.

Sebagaimana yang dinyatakan oleh Kepala Staf Angkatan Bersenjata AS, Jenderal Ray Odierno, selama ceramahnya di the Royal Institute of International Affairs “Chatham House” pada 6 Juni 2012, yang berjudul: Militer Amerika dalam Fase Transisi. Beliau berujar :

“Mari kita melihat-lihat dunia, dan apa yang kita lihat di dunia. Dan bagian dari dunia ini adalah, apa yang telah saya pelajari, dan saya pikir apa yang telah kita semua pelajari dari perspektif militer selama lima atau enam tahun terakhir adalah ikatan ini. Kemampuan global untuk berkomunikasi yang memungkinkan informasi ditransfer secara instan di seluruh dunia, telah memengaruhi keamanan dan akan memengaruhi cara berpikir kita tentang wajibnya memberikan keamanan di masa depan. Dan kita telah melihat bahwa ini telah memainkan peran dalam Musim Semi Arab, baik di Libya, Mesir, atau di Tunisia. Dan Anda lihat masih sedikit berperan hari ini di Suriah. Ketika kita membahas ini, kami akan memberitahu Anda bahwa Musim Semi Arab belum berakhir. Maksud saya, ini baru permulaan, dan sekarang kita telah memasuki tahap ketidakpastian”.

(Wasam al-Athrasyi, 2020)

Hal ini menjadikan mereka juga bergerak untuk membatasi tumbuh dan bangkitnya pemikiran umat melalui media, bahkan memungkinkan penggunaan intelijen internasional dalam rangka mengontrol penyebaran informasi dan memperoleh data pribadi. Maka perlu kita mewaspadai sepak terjak mereka dalam menjalankan kebijakan tersebut.

Lantas bagaimana kita menggunakan dan memanfaatkan media komunikasi informasi berbasis teknolig internet ini sekaligus menghadapi serangan brutal pemikiran dan budaya Barat dan langkah-langkah mereka menjegal media isam? Menurut Wasam al-Athrasyi (2020) langkah-langkah paling penting yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :
(1) Menggunakan email yang valid dan tautkan ke nomor telepon.
(2) Hindari nama alias dan perlunya meletakkan photo nyata yang dapat mengkonfirmasi identitas orang tersebut.
(3) Upayakan memasang foto acara resmi dan membaginya dengan teman di dalam jaringan, yang mengkonfirmasi bahwa itu akun resmi asli dan tidak palsu.
(4) Mempersiapkan laman-laman alternatif untuk laman resmi yang kadang dipandang mempromosikan seruan kebencian atau anti-Semitisme, dan mempersiapkan terjadinya penutupan otomatis setiap saat.
(5) Membackup konten laman secara berkala, sehingga konten tidak hilang saat laman ditutup.
(6) Meletakkan publikasi laman yang sama itu di situs resmi.
(7) Metakkan postingan yang membicarakan urusan publik dengan kalimat umum yang dapat dipahami oleh masyarakat umum.
(8) Meletakkan publikasi yang berbicara tentang urusan publik dengan kata-kata yang khusus untuk sebagian kalangan dan ilmuwan disertai pengkhususan pada kelompok yang ditarget dengan publikasi (fikhiyah, intelektual atau politik).
(9) Upayakan meringkas ide yang ingin dipromosikan dan menyoroti rasa yang sesuai dengan realita sedapat mungkin, seraya meletakkan gambar yang ekspresif dan mencolok.
(10) Mencoba menggunakan tagar yang paling terlihat sedapat mungkin, dan menggunakannya demi ide yang akan dipublikasikan.
(11) Pastikan untuk mempublikasikan ulang berita tertulis dan visual dengan komentar yang memancar dari sudut pandang Islam, dengan mempertimbangkan bahwa video adalah bahan yang paling dapat disebarkan.
(12) Pastikan bahwa penilaian yang sesuai dengan kenyataan paling mempengaruhi orang daripada yang lain, bahkan jika itu tidak mendapatkan jumlah like yang sama, dengan perlunya memperhatikan fakta bahwa publikasi lain pada laman yang didukung dengan mesin dan mekanisme yang tidak selalu mencerminkan realita hakiki untuk mendapatkan like dan interaksi.
(13) Pantau gema dari upaya media ini di tempat-tempat virtual dan cobalah untuk menuai manfaatnya di dunia nyata, melalui komunikasi yang disengaja.

Perjalanan pengemban dakwah dan tantangannya tidak membuatnya bersembunyi atau mengemban dakwah dari balik tirai, termasuk perjalan opini media islam. Hukum asal berdakwah adalah keluar untuk memimpin ummat dan dalam hal ini tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Oleh karena itu perlu hati-hati dalam memilih data dan tidak berlebihan dalam berkomunikasi di sosial media agar terhidar jadi sasaran empuk untuk dimanipulasi.

Wallahua’lam