Oleh : Euis (Pontianak-Kalbar)
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengumumkan pihaknya telah mengizinkan maskapai untuk melakukan penyesuaian biaya atau fuel surcharge pada angkutan udara penumpang dalam negeri. Sehingga harga tiket pesawat pun diprediksi bakal mengalami kenaikan (pontianak.tribunnews.com, 20/04/2022).
Ketentuan ini berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 68 Tahun 2022 tentang Biaya Tambahan (Fuel Surcharge) Tarif Penumpang Pelayanan Kelas Ekonomi Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri yang mulai berlaku sejak ditetapkan pada 18 April 2022.
Masyarakat rasanya benar-benar sudah kehabisan stok sabar. Harga pangan belum turun, kemudian diiringi kenaikan harga BBM, kini menyusul kenaikan harga avtur. Tentu hal ini akan berdampak pada naiknya tiket pesawat. Padahal, tahun ini banyak perantau yang akan pulang kampung seiring meredanya pandemi.
Sebagai salah satu transportasi publik yang lebih cepat, pesawat menjadi pilihan bagi kaum menengah ke atas. Tapi jika kenaikan harga terjadi seperti ini, tentu akan sangat memberatkan.
Kasus ini semakin menunjukkan kerusakan sistem ekonomi Kapitalis. Para kapitalis diberikan kebebasan dalam melakukan kepentingannya. Kapitalisme akan membiarkan para pengusaha mengambil kesempatan untuk menaikkan harga sesukanya, meskipun menyebabkan keguncangan di masyarakat. Ironisnya lagi, negara seolah lepas tangan dan membiarkan mekanisme pasar yang bekerja.
Sistem ekonomi Islam tidak akan membiarkan masyarakat kesusahan. Negara akan mengatur dan menjamin kebutuhan publik dengan baik. Negara akan mengelola SDA dengan baik sehingga masyarakat semua kalangan mampu menjangkaunya. Tidak hanya masyarakat atas saja.
KONTEN TERKAIT
Kasus Pulau Rempang, Cermin Omong Kosong HAM
Negara Kapitalis Berorientasi Bisnis, Bagaimana Nasib Rakyat?
Dilema, Pupuk Subsidi Langka