March 29, 2024

Beranda Islam

Terpercaya – Tajam – Mencerdaskan Umat

Amanah dan Kepengurusan Palestina di Masa Utsmani Bagian – 4

Oleh: M. Musa Abdel Shakour al-Khalil

• Para sultan menolak tawaran keuangan yang menggiurkan dari orang-orang Yahudi meski situasi Daulah Utsmani sedang buruk.• Mereka (para sultan) berdiri di hadapan Kemalis ketika mereka menyetujui syarat dan janji orang-orang Yahudi untuk menguasai Palestina dengan imbalan 150 juta poundsterling.• Pada tahun 1887, Pasha Rauf (Gubernur Yerusalem) mengeluarkan perintah untuk mengambil paspor setiap orang Yahudi yang memasuki Palestina dan memberinya paspor sementara berwarna merah, disertai pengawasan, pembatasan masa tinggal selama 31 hari, dan pembayaran 50 pound.• Sultan mengeluarkan perintah untuk menulis agama Yahudi di paspor untuk memudahkan dalam pengawasan dan pemantauan.• Kesultanan Utsmaniyah membatasi aktivitas konsulat, para misionaris, serta tata cara kepemilikan, kemigrasian dan pengontrolannya.• Mengganti pegawai pelabuhan dan memantau mereka untuk menemukan laporan palsu yang disampaikan kepada Sultan tentang masuknya orang Yahudi ke Palestina.• Pada tahun 1890, Sultan mengeluarkan perintah untuk memulangkan semua imigran dan mengusir mereka ke Amerika karena mereka mengarang kebohongan dan campur tangan mereka dalam mengubah administrasi Yerusalem, (Sultan) juga tidak menerima permintaan mereka untuk menjadi “Rakyat Daulah Utsmani”.• “Sultan mengeluarkan perintah untuk melarang penjualan tanah pemerintahan dengan alasan apapun, agar tidak bocor ke orang-orang Yahudi.• Setelah itu, Sultan memerintahkan untuk mencegah hak kepemilikan orang Yahudi di Palestina, walaupun mereka (berstatus) sebagai warga negara.• Sultan membeli banyak tanah dengan harta pribadinya ketika Ia mendengar orang-orang Yahudi akan membayar tanah itu tiga kali lipat.• Atas perintah Sultan, gubernur Yerusalem memperhatikan berbagai aspek ekonomi, rekonstruksi tanah, penanganan kemiskinan, pelaksanaan proyek pertanian, dan reklamasi tanah menjadi sumber kehidupan, terutama di tujuh daerah yang dikunjunginya, juga pengembangan Yerusalem untuk memperbaiki kondisi ekonomi rakyat dan mengurangi pajak tanah untuk meminimalisir infiltrasi Yahudi.• Beberapa kali pejabat negara diganti, karena kolusi, terlibat dalam aneksasi wilayah dan berkerja sama dengan imigran asing, terutama Yahudi.• Negara mulai memantau dan memerangi beberapa propaganda ideologis, separatis, dan sektarian.• Daulah Utsmaniyah mempersiapkan negara untuk siap berperang membela negara, memerangi Zionisme dan Freemasonry, juga memburu perkumpulan rahasia federalis, Yahudi, dan para pengkhianat dari Arab dan Turki.• Upaya mempersatukan umat Islam di hadapan kekuatan yang sewenang-wenang (Barat).• Berupaya untuk menyulut perang yang meluas antara negara-negara Eropa guna menghancurkan diri mereka sendiri dan menjauhkan Daulah Utsmaniyah dari perang, sehingga Daulah bisa mengambil jeda waktu untuk bernafas dan memperbarui pemuda-pemudanya.Secara singkat, inilah sikap khalifah kaum muslimin –sebagai penguasa khususnya–, dan sikap Daulah terkait pendirian entitas Yahudi.Terlihat jelas bahwa semua undang-undang ini adalah untuk mencegah berdirinya entitas Yahudi yang bekerja sama dengan negara-negara Barat, dengan berpaling dari Daulah, menghasut, dan menimbulkan keraguan terhadap para pejabat yang ikhlas agar mereka diberhentikan dari posisinya. Mereka bahkan mencoba untuk menyingkirkan Sultan Abdul Hamid II karena penolakan beliau untuk bertemu dengan Herzl, juga penentangannya atas penyerahan Palestina.Terlepas dari godaan berupa pembayaran sebagian utang Daulah Utsmaniyah, dukungan mereka dalam membangun armada Utsmaniyah yang kuat, ditambah sejumlah suap yang besar terhadap Sultan, serta bersedianya negara-negara Eropa untuk melepaskan dukungan mereka kepada Armenia. Namun, mereka berhasil mengasingkan Sultan –semoga Allah merahmatinya– dan menyusupkan orang-orang Yahudi ke Palestina dengan konspirasi besar.Setelah tersingkirnya Sultan Abdul Hamid II, tiba giliran para Kemalis.Pada saat itu, setelah Sultan menyerahkan kepemilikan dan tahtanya sebagai harga untuk membela Palestina dan mencegah adanya pemukiman Yahudi disana, Komite Persatuan dan Kemajuan (CUP), sayap militer dari Gerakan Turki Muda, mengambil alih tampuk kekuasaan di Daulah Utsmaniyah. Kemalis adalah agen Inggris, dan mereka terikat secara keanggotaan dengan Inggris, Yahudi, dan orang-orang yang berada di bawah pengaruh Freemasonry dan Zionisme. Seperti yang telah diakui oleh Anwar Pasha kepada Jamal Pasha, salah satu pilar Komite Persatuan dan Kemajuan dan pemimpin pasukan militer Utsmani, bahwa pemuda Komite Persatuan dan Kemajuan telah jatuh dalam pengaruh Freemasonry dan Zionisme.Seruan mereka adalah untuk menyerahkan tanah Daulah Utsmaniyah secara cuma-cuma, sehingga mereka menerima tawaran orang Yahudi untuk membeli Palestina. Dengan masuknya Daulah Utsmaniyah ke dalam Perang Dunia Pertama dan keterlibatannya dalam perang, sebuah dinas intelijen Yahudi direkrut untuk bekerja sama dengan Inggris demi melawan Daulah dan memantau gerakan militer mereka, yang membantu Allenby memasuki Palestina pada tahun 1917, dan dikeluarkannya Deklarasi Balfour. Serta pemanfaatan lembaga asing seperti sekolah, rumah sakit, dan lembaga misi (misionaris) yang semula didirikan berubah menjadi pusat pengobatan dan intelijen, serta sebagai ujung tombak Perang Salib sepanjang zaman.Era Kemalis adalah zaman keemasan orang Yahudi. Yaitu ketika jumlah mereka meningkat di Palestina, pengalihan tanah kepada mereka meningkat, ketika Daulah Utsmani dikalahkan, dan Palestina kalah dari Inggris –yang menyusupkan orang-orang Yahudi ke Palestina melalui metode militer, konspirasi dan pengkhianatan.Kesimpulannya, kami nyatakan bahwasanya tanah umat Islam –khususnya Palestina– sedang mengalami kerinduan yang besar nan agung untuk melaksanakan kewajiban syariatnya yang mengharuskan pembebasannya, dan hanya bisa dicapai dengan adanya Daulah Khilafah Rasyidah, Daulah Islam yang menyatukan seluruh umat Islam.Perkara ini membutuhkan kerja keras, yang para pejuangnya berupaya siang dan malam, bersama umat saling mendukung dan tolong-menolong untuk menegakkan Daulah Khilafah Rasyidah yang sesuai dengan metode kenabian untuk menghentikan pengkhianataan Barat dan Yahudi, serta pendudukan biadab mereka atas tanah kaum muslimin.Sesungguhnya kaum muslimin tidak lupa, dan tidak akan pernah melupakan Palestina atau wilayah Islam lainnya yang diduduki (oleh Barat) selama apapun itu. Masalah Palestina adalah masalah politik-militer, dan sebelumnya merupakan masalah ideologis, yang membutuhkan mobilisasi militer pula untuk mengembalikannya. Tidak mungkin menyelesaikan masalah tersebut melalui negosiasi, kesepakatan dan normalisasi dengan entitas Yahudi, melainkan harus dengan memobilisasi para tentara menuju Palestina.Hal tersebut hanya dapat terwujud melalui Khilafah Rasyidah, yang akan tegak sebagaimana sebelumnya, yang akan membuka lembaran-lembaran yang bersih, dan memberangus apa yang dilakukan oleh para pengkhianat bodoh dari bangsa kita, yang mengambil orang-orang Yahudi dan Kristen sebagai sekutu selain Allah dan orang-orang beriman. Agar kemegahan Yerusalem, Istanbul, Makkah al-Mukarramah, Madinah, Damaskus, Baghdad, dan Cordoba kembali, dan perayaan kemenangan kembali padanya (umat Islam), panji al-‘uqab dikibarkan dari atas gedung-gedungnya, dan itu adalah hal yang mudah bagi Allah SWT.Inilah sejarah negara ideologis Khilafah Islamiyah selama masa Utsmani, sungguh sejarah yang gemilang. Negara yang memasukkan masyarakatnya ke dalam agama Allah, memelihara dan melindungi mereka, berperang sendirian melawan Barat yang bergerombol, dan menghancurkan semua Perang Salib yang melawan umat Islam.Negara pertama dan satu-satunya yang memerintah dunia selama berabad-abad, dan mencapai apa yang belum pernah dicapai oleh (negara) lainnya dalam menyebarkan nilai-nilai kehidupan tinggi yang dibawa Islam di semua tingkatan, spiritual, kemanusiaan, moral dan material, dan memberikan warganya –baik muslim maupun non-muslim– kehidupan Islami yang damai dan tenang. Negara yang berdiri berdasarkan realisasi kebenaran dan penyebaran keadilan, dan merupakan pendorong bagi bangsa-bangsa lainnya untuk memasuki agama ini, ia meluas hingga menguasai berbagai belahan dunia.Hari ini, Turki di bawah kepemimpinan Erdogan, dicurigai ingin membangkitkan kembali Daulah Utsmani oleh negara-negara lain di dunia. Tapi sebenarnya yang menjadi pertanyaan adalah: Apakah kebangkitan Daulah Ustmani yang diperlukan oleh umat, ataukah kebangkitan Khilafah Rasyidah? Apakah kebangkitan Daulah Utsmaniyah merupakan kebangkitan agama, atau kebangkitan sejarah kebangsaan, kesukuan, kenegaraan yang merupakan warisan busuk sebagaimana yang disebut oleh Rasulullah SAW?Apakah Erdogan mengadopsi konsep Khilafah Rasyidah yang benar atau konsep Islam yang dikembangkan dan dimodifikasi –yang ketentuannya dalam mengurus urusan publik rakyat berasal dari Barat? Di mana Erdogan membiarkan dirinya berurusan dengan riba, membangun hubungan diplomatik dengan orang-orang Yahudi, menjalin kerja sama dan konsekuensi dengan mereka di berbagai tingkat politik, ekonomi serta militer, intelijen dan keamanannya. Erdogan pun masuk ke dalam aliansi negara-negara kafir, meskipun mereka adalah negara yang melawan negara-negara muslim lainnya, seperti yang terjadi di Afghanistan dan sedang terjadi di Suriah serta Libya. Bahkan dari ketidaksetujuannya dengan Kurdi, kita dapat melihat Erdogan bergerak sesuai sudut pandang nasionalisme yang busuk, dan bukan dari sudut pandang Islam.Maka, umat Islam harus sadar dan beralih fokus kepada hal yang benar-benar diridhai oleh Allah, bukan kepada klaim belaka. Sesungguhnya Khilafah Rasyidah yang dijanjikan itu jauh dari apa yang terdapat pada Erdogan. Khilafah Rasyidah adalah Khilafah yang sesuai dengan metode kenabian, seperti kekhalifahan Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali –semoga Allah meridhai mereka semua.Kami memohon kepada Allah SWT untuk menjadikan kami sebagai salah satu pemimpin tersebut, beserta tentara-tentaranya dan para saksinya, insya Allah. Ya Allah, kabulkanlah. Dan penutup doa kami ialah, “Alhamdu lillahi Rabbil ‘Alamin”.[]Diterjemahkan dari Majalah Al-Waie edisi 418, terbit pada bulan Dzulqa’dah 1442 H/Juni 2021 MSumber :https://mediamuslimtimurtengah.wordpress.com/2021/07/31/amanah-dan-kepengurusan-palestina-di-masa-utsmani-bagian-2/#more-456http://www.al-waie.org/archives/article/17774